PERSIAPAN TAMBAK: Persiapan Dasar Tambak Udang Vaname

     




    Kegiatan budidaya udang merupakan suatu kesatuan proses, sehingga tidak dapat saling meniadakan antar proses yang ada di dalamnya.Tahapan dalam melakukan kegiatan produksi udang dimulai dari pemilihan lokasi, penentuan jenis kontruksi tambak, persiapan tambak, penumbuhan plankton, tebar benur, managemen kualitas air, managemen pakan, managemen kesehatan udang, dan panen. 

Pemeriksaan Kontruksi Tambak 

    Kegiatan pemeriksaan kontruksi tambak bertujuan untuk mengetahui adanya kerusakan yang terjadi pada tambak seperti pada pipa saluran pembuangan (outlet) dan pipa air masuk (inlet), dasar tambak, maupun pada dinding atau tanggul tambak. Tambak intensif menggunakan dasar dengan lapisan plastik jenis HDPE, sehingga penting untuk selalu melakukan pengecekan adanya plastik yang robek atau bocor. Jika ditemukan plastik HDPE yang robek atau bocor maka harus segera mungkin diperbaiki. Hal ini disebabkan plastik kerusakan tersebut dapat menimbulkan adanya senyawa toksik dari balik HDPE, sehingga terjadi kematian udang.Sementara kerusakan pada bak jenis beton seperi adanya retak atau pecah dapat menjadi tempat patogen berkumpul, sehingga berpotensi terjadi pewarisan patogen ditambak secara turun temurun.

Pembersihan Dasar dan Perlengkapan Tambak

    Kegiatan pembersihan dasar tambak dilakukan setelah proses panen udang vaname bertujuan untuk menghindari tertinggalnya potensi patogen penyakit di tambak. dasar tambak dibersihkan dari berbagai kotoran baik berupa lumut, tritip, keong, udang mati, maupun endapan lumpur organik. Hal ini juga berlaku ntuk berbagai alat pendukung yang terdapat di dalam tambak seperti pelampung kincir, baling-baling kincir, tongkat pengukur tinggi air, berbagai tiang, anco, pipa sentral dan alat sipon, filter air, serok, strimin, sampan, sechhi-disc, dan perkabelan. Dasar tambak biasanya terdapat lumpur berwarna hitam, sehingga harus dikeluarkan dan dibersihkan dari tambak. Jenis tambak dengan dasarnya masih tanah biasanya melakukan pembalikan tanah, pemadatan tanah, dan pengeringan tanah yang lebih lama.

Pengeringan Dasar Tambak

    Kegiatan pengeringan tambak dilakukan setelah pembersihan dasar dan peralan tambak dengan cara menjemur tambak di bawah sinar matahari. Pengeringan dasar tambak juga bertujuan untuk mempercepat oksidasi dan pengurain berbagai bahan organik sisa budidaya, membunuh organisme pengganggu, dan membunuh patogen yang terdapat di tambak. Pompa dapat digunakan untuk mempercepat pengeringan dasar tambak, selain menggunakan  sinar matahari. Pengeringan dilakukan selama setengah bulan, bahkan lebih untuk tambak dengan dasar dengan patokan pengeringan yaitu adanya retakan-retakan dasar tanah.

Pemberian Kapur Tambak

    Pemberian kapur atau pengapuran bertujuan untuk menetralkan derajat keasaman tanah dan meningkatkan alkalinitas agar dalam kondisi ideal untuk budidaya. Peningkatkan alkalinitas akibat pengapuran juga dapat meningkatkan ketersediaan karbon yang berguna untuk proses fotosintesis di tambak. Pengapuran juga mencegah adanya potensi senyawa H2S yang berbahaya bagi kehidupan udang, karena senyawa H2S meningkat ketika derajat keasaman atau pH budidaya rendah. 

    Jenis kapur yang digunakan dapat berupa  kapur hidrat, kapur dolomit, kapur pertanian, maupun kapur bakar. Jenis kapur dolomit (CaMg(CO3)2 berguna untuk menaikan alkalinitas, kapur bakar (CaO) berguna untu meningkatkan pH, dan kapur pertanian berguna untuk menaikan kadar ion Ca. Pengapuran dilakukan pada tambak dengan jenis dasarnya masih berupa tanah. Tambak yang sudah dilapisi HDPE atau beton pengapuran hanya bertujuan untuk meningkatkan alkalinitas saja baik saat persiapan maupun  setelah tebar benih. Kebutuhan kapur dapat dihitung berdasarkan nilai pH tanah dan total alkalinitas air. Tanah yang memiliki pH kurang dari 5 memerlukan kapur sebanyak 3000 kg CaCO3/ha, tanah dengan pH 5-5,4 memerlukan kapur sebanyak 2500 kg CaCO3/ha, tanah dengan pH 5,5-5,9 memerlukan kapur sebanyak 2000 kg CaCO3/ha, tanah dengan pH 6-6,4 memerlukan kapur sebanyak 1500 kg CaCO3/ha, dan tanah dengan pH 6,5-7,5 memerlukan kapur sebanyak 1000 kg CaCO3/ha.

    Pemberian kapur dilakukan dengan cara menebarkan rata kapur keseluruh permukaan tambak tanah. Teknik penebaran ketika bersamaan dengan adanya angin maka harus searah dengan arah angin yang datang atau tiiupan angin. Hal ini tentunyya demi keselamatan pekerja agar kapur tidak masuk kedalam saluran pernafasan maupun mata. 


PERSIAPAN TAMBAK: Pemberian Kapur Tambak

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.