Managemen Pakan Tambak Udang Vaname

 

Pemerian pakan




    Pakan adalah variabel biaya terbesar dalam produksi udang vaname dan dapat mencapai 60% biaya produksi. Budidaya udang vaname maupun organisme akuatik lainnya akan mengenal dua jenis pakan yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang tumbuh dalam petakan tambak udang vaname dapat berupa plankton, detritus, dan berbagai flok di air tambak. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan diformulasikan khusus oleh manusia berdasarkan kebutuhan nutrisi udang vaname. Pengelolaan pemberian pakan menjadi hal mendasar untuk mengendalikan komponen biaya dan kualitas air lingkungan petak tambak. Resiko yang terjadi akibat pengelolaan pemberian pakan yang terbaik adalah kelebihan pakan atau kekurangan yang sama-sama berdampak buruk pada pertumbuhan udang vaname. 

    Pengelolaan pakan dalam pembesaran udang vaname di tambak perlu memerhatikan hal tertentu agar mendapatkan kinerja pertumbuhan udang yang terbaik. Jenis dan ukuran pakan yang diberikan ke udang harus menyesuaikan dengan umur udang vaname, karena diameter buaan mulut udang vaname berbeda dan dan kebutuhan komponen nutrisinya juga berbeda berdasarkan usia udang (DOC). Jumlah pakan yang diberikan ke udang sesuai dengan kebutuhan udang dan dapat dilakukan penambahan atau pengurangan pakan setiap harinya. Frekuensi pakan tambak pembesaran yaitu sebanyak lima kali dimulai ketika jam 06.00 kemudian pemberian pakan selanjutnya dilakukan setiap empat jam hingga terakhir jam 22.00. Penebaran pakan harus merata keseluruh area petakan, durasi cek anco berdasarkan kestabilan pakan ketika dimasukan ke air dan maksimal dua jam. Jumlah pakan di anco adalah menggambarkan jumlah pakan yang ditebar persatuan luasnya, dan pemberian pakan pada suhu tinggi atau ketika siang hari lebih besar dibandingkan pagi atau malam hari. 

1. Program Pakan Udang Vaname

     Benur yang barau ditebar pada petak tambak diberi perlakuan pakan berdasarkan feeding rate dan belum bisa meberikan pakan berdasarkan penambahan atau pengurangan pakan di anco. Pemberian pakan diawal tebar ini disebut juga dengan program blind feeding. Udang vaname di awal tebar masih belum terlalu memanfaatkan pakan buatan, tetapi bergantung pada pakan alami yang tersedia di petak budidaya. Hal ini dapat dilihat dengan usus udang vaname yang masih berwarna hijau, karena terisi oleh berbagai pakan alami termasuk palankton yang ada di tambak. Udang yang sudah berumur lebih ari 30 hari dapat diberi perlakuan jumlah pakan berdasarkan pengamatan anco. Jika pakan di anco habis, diberi penambahan jumlah pakan dihari berikutnya. Sebaliknya pakan anco yang tidak habis, maka dilakukan pengurangan pakan perhari dengan jumlah 5-10% sesuai kondisi yang terjadi. 

    Jumlah penambahan dan pengurangan pakan untuk udang di petakan menyesuaikam dengan kondisi pengamatan anco. Anco yang menunjukkan pakan habis, udang banyak diatas 50 ekor, feces udang banyak dan lebih dari 25% berwana hitam maka diindikasikan udang sangat kekurangan pakan dan bisa ditambah hingga 10% dari pakan perharinya. Anco yang menunjukkan pakan sudah habis, jumlah udang dianco kurang dari 50 ekor, feses berwarna coklat pakan, maka ditambahkan 5% dari pakan perharinya. Anco yang menunjukkan pakan habis, jumlah udang dianco sedikit dan berukuran kecil, pakan berarti cukup, tetapi jika pada jam berikunya pakan juga habis maka dapat ditambah 5% dari pakan jam tersebut. Anco menunjukkan adanya sisa pakan, jumlah udang lebih dari 50 ekor, maka lakukan pengurangan pakan 5-10%  dari pakan pada jam tersebut. Jika penyebab pakan berkurang akibat suhu, maka tambahkan jumlah pakan di jam yang suhunya lebih hangat. Anco menunjukkan ada banyak sisa pakan, jumlah udang di anco sedikit atau dibawah 50 ekor, menujukkan adanya kelebihan pakan sehingga lakukan pengurangan pakan sebanyak 10% dari pakan perhari.

    Nafsu makan udang berhungan erat dengan kualitas air terutama suhu dan DO, sehingga jika terjadi nafsu makan yang berkurang coba lakukan pengecekan suhu dan DO. Hal ini untuk membantu dalam pengambilan keputusan pakan harus dikurangi atau hanya digeser ke jam pakan lainnya. Selain itu juga memberikan pentingnya disiplin pemberian pakan untuk udang vaname, agar pemberian pakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Jangan sampai ada pemberian pakan ketika dini hari atau lebih dari jam 10 karena biasanya suhu di air sudah mulai dingin. 

    Asumsi jumlah bobot udang yang baru saja ditebar (DOC 1) berupa  average body weight (ABW) untuk PL8 yaitu di kisaran  0,01 gram. Hal ini digunakan dalam perhitungan pemberian pakan awal pada program blind feeding. Jika jumlah benur yang ditebar 100.000 ekor dan asumsi feeding ratenya adalah 3% maka diberi pakan sebanyak 3 kg, asumsi ADG di 10 hari pertama adalah 0,01 gram dan SR 100%. Selanjutnya untuk DOC 11-20 asumsi ADG nya adalah 0,06 gram dan SR 100%, dan DOS 21-30 asumsi ADGnya adalah 0,20 gram dan SR 100%. 

    Pakan yang diberikan pada udang menyesuaikan dengan umur udang yang ada dipetakan dan sesuai dengan merek pakan itu sendiri. Jumlah nutrisi yang terdapat dalam kandungan dalam pakan pun menyesuaikan dengan umur udang. Kebutuhan nutrisi seperti protein pakan pada awal pemeliharaan sangat tinggi, stetapi akan semakin berkurang sejalan dengan umur udang vaname di petakan. Awal pemeliharaan di DOC 1-30 dapat menggunakan yang berbentuk crumble seperti yang diproduksi PT CJ Indonesia. Setelah DOC 30 dapat menggunakan pakan dalam bentuk pelet sesuai perkembangan udang vaname.

 2. Pemberian Pakan Saat Udang Molting

    Molting adalah proses pergantian kulit atau eksoskeleton udang dan hewan crustacea lainnya yang ditandai dengan adanya sisa kulit atau cangkang di perairan. Ketika udang masih dalam fase molting atau fase post molt udang masih belum mampu mengkonsumsi pakan. Hali ini disebabkan tubuh dan anggota tubuh udang saat itu masih lunak, capit belum bisa memegang pakan, dan mendibula yang belum mampu mengunyah. Proses monitoring udang yang molting lebih baik dilakukan diatas jam 22.00. Proses pelepasan kulit saat molting udang vaname biasanya terjadi ketika sore hingga malam hari, tetapi proses pengerasannya terkadang lambat dan saat pagi hari masih terdapat udang yang masih dalam kondisi tubuh yang lunak (post molt) ketika pengamatan di anco. Jika didapati keterlambatan pengerasan kulit pada udang, pemberian pakan dapat dikurangi sebanyak 50% dan di jam berikutnya dapat ditambahkan lagi jumlah pakannya sesuai nafsu makan udang saat itu.  

3. Pemberian Pakan Saat Perlakuan Bahan Kimia

    Udang dapat mengalami gangguan nafsu makan ketika terjadi perlakuan bahan kimia terutama bahan kimia yang bersifat antifouling organisme. Perlakuan tersebut membuat udang merasa tidak nyaman dan memengaruhi konsumsi pakannya. Hal ini dapat disiasati dengan mengurangi jumlah pakan hingga 50% dari jumlah pakan pada jam yang mendekati perlakuan bahan kimia dan pada jam pakan selanjutnya dapat diberikan sesuai jumlah normlanya. Contoh perlakuan bahan kimia di petak tambak yaitu formalin, saponin, antigemen forte, BKC, dan bahan kimia lainnya.

4. Pemberian Pakan Saat Hujan

    Metabolisme udang akan terganggu akibat perubahan lingkungan, sehingga menyebabkan terjadi perubahan jumlah konsumsi pakan oleh udang. Ketika tejadi hujan suhu air cenderung tutun, sehingga metabolisme udangpun menurun. Hal ini akan menurunkan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh udang vaname di tambak. Jika suhu air di bawah 28 derajat Celscius, lakukan pengurangan pakan. Ketika terjadi hujan lebat tidak perlau diberi pakan, ketikan hujan gerimis lakukan pengurangan jumlah pakan sebanyak 25%. untuk jam berikutnya ketika hujan berhenti dapat dipertimbangkan untuk pemberian pakan dengan jumlah normalnya. Pengurangan jumlah pakan selalu bergantung pada kondisi udang dan lingkunga saat itu.

5. Pemberian Pakan Saat Udang Sakit

    Udang yang sedang sakit akan mengalami gangguan metabolisme, sehingga nafsu dan konsumsi pakannya pun terganggu. Gangguan penyakit ringan yang disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit protozoa. Penempelan protozoa di tubuh udang mengganggu proses kemoreseptor, sehingga udang sulit mendeteksi lokasi pakan di air. Jika penempelan berada di insang udang, akan mengganggu respirasi udang vaname, sehingga metabolismenyapun akan terganggu. Pengamatan udang yang terkena parasit protozoa dapat dilihat dengan kondisi udang terlihat kotor dan insang berwarna kekuningan. Indikasi udang yang sakit menyesuaikan dengan jenis penyakit yang terjadi dan penyebabnya yang dapat berupa parasit, jamur, bakteri, hingga paling parah oleh virus. Secara umum udang yang sakit ditandai dengan kondisi tubuh keropos, hepatopankreas mengkerut,  dan hepatopankreas berwarna pucat. Kondisi ini mengharuskan pengurangan jumlah pakan yang diberikan perharinya. Presentase pengurangan tersebut dapat dihitung berdasarkan sampling jala. Udang yang tertangkap di jalaa dihitung jumlah nya dan presentase indikasi udang sakit dan sehat, jika udang sakit sebanyak 20% lakukan pengurangan pakan sebanyak 20%.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.