Teknik Pemeliharaan Naupli Udang Vaname di Hatchery

 

Gambar pengecekan air bak pemeliharaan larva udang vaname



Persiapan Wadah

        Persiapan wadah pemeliharaan bertujuan untuk menyiapkan wadah, peralatan, dan perlengkapannya dalam kondisi yang siap untuk digunakan. Wadah di dalam ruangan yang digunakan dalam pemeliharaan naupli berupa bak beton berkapasitas 60.000-100.000 L. Persiapan wadah dimulai dengan pencucian selang aerasi, batu aerasi, saringan sirkulasi, dan bak pemeliharaan menggunakan detergen dan air laut. Bak pemeliharaan kemudian disiram dengan kaporit 100 ppm dan dibilas dengan air laut. Peralatan seperti selang aerasi, batu aerasi, timah, gayung, filter bag, ember, dan gelas beker dicuci menggunakan detergen kemudian direndam dalam larutan formalin 100 ppm selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan pemasangan aerasi sebanyak 200 aerasi setiap bak dengan jarak 40 cm antar aerasi. Kemudian dilakukan pemasangan jaring outlet untuk sirkulasi air, sehingga saat pembuangan air benur tidak hanyut.  Kemudian dilakukan pengisian air laut pada H-2 sebelum penebaran naupli, pengisian air dilengkapi filter bag pada inlet.

Penebaran Naupli

                Aklimatisasi naupli dilakukan ketika penebaran naupli yaitu dengan merendam kantong plastic naupli di bak pemeliharaan kemudian membuka kantong plastik naupli setelah itu naupli dikeluarkan secara perlahan dituang air pemeliharaan. Sebagai perbandingan aklimatisasi juga dilakukan penebaran naupli dengan cara kantong naupli dibuka dan ditempatkan pada fiber yang sudah dilengkapi dengan selang yang menjulur dalam bak pemeliharaan. Keran selang dibuka dan naupli akan menyebar ke dalam bak pemeliharaan.

Gambar penebaran naupli 


Pemberian Pakan

                Pemberian pakan pada larva udang vaname menyesuaikan berdasarkan stadia larva dalam pemeliharaan. Naupli yang baru ditebar diberikan pakan berupa fitoplankton jenis Chaetoceros dan Tetraselmis. Setelah selesai dalam fase naupli larva memasuki fase zoea, diberikan pakan alami berupa fitoplankton dan pakan buatan yang sesuai dengan bukaan mulut larva. Jenis fplankton yang diberikan yaitu Chaetoceros dan Tetraselmis. Larva yang sudah masuk ke stadia mysis diberikan pakan alami jenis lainnya yaitu berupa Thallssiosira, Tetraselmis, dan artemia. Kemudian untuk pakan alami PL1- PL5 Tetraselmis dan artemia. Umur benur alami yang mencapai lebih dari PL5 diberikan pakan alami berupa artemia.

Gambar pemberian pakan berupa artemia

 

Manajemen pakan yang dilakukan dalam pemberian pakan berdasarkan waktunya dibedakan menjadi 8 kali pemberian pakan dan 6 kali pemberian pakan menyesuaikan dengan stadia larva. Larva yang memasuki stadia sebelum PL diberlakukan pemberian pakan pada pukul 07.30, 10.30, 13.00, 15.30, 19.30, 22.30, 01.00, dan 03.00 WIB. Saat larva mencapai PL diberlakukan waktu pemberian yang hampir sama dengan sebelum PL, tetapi di jam 13.00 dan 01.00 tidak dilakukan pemberian pakan. Jenis pakan yang diberikan pada pemeliharaan larva berbeda menyesuaikan dengan stadia larva.

Gambar pemberian pakan buatan

Teknik pemberian pakan alami yang dipakai ketika pemberian pakan berbeda baik pada fitoplankton maupun artemia. Pemberian pakan berupa Chaetoceros, Tetraselmis, dan Thalassiosira yaitu dengan cara mendistribusikan langsung dari ruangan kultur algae massal ke bak pemeliharaan menggunakan instalasi pipa. Pakan alami yang keluar dari pipa kemudian ditampung dalam sebuah ember besar yang dipasang pada ujung pipa setelah penuh ember dituang ke bak pemeliharaan dan berulang sesuai dengan jumlah pakan alami yang dibutuhkan.



Gambar pemberian pakan berupa plankton


Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benur

          Pertumbuhan udang vaname diketahui dengan melakukan kegiatan sampling pertumbuhan pada bak pemeliharaan. Teknik sampling tersebut yaitu dengan melakukan pengambilan sampel larva pada bak pemeliharaan dan dimasukkan pada gelas ukur. Kemudian dilakukan pengamatan secara langsung pada gelas ukur terkait kondisi perubahan stadia larva dan dilakukan juga pengamatan kepenuhan pakan yang terdapat pada lambung larva. Selain pengamatan secara langsung pada gelas ukur, dilakukan pengamatan pada skala mikroskopis yaitu dengan menggunakan mikroskop. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi larva secara lebih detail seperti abnormalitas, penyakit, dan kepenuhan lambung udang vaname. 


Gambar gelas ukur untuk memantau kondisi udang vaname di bak pemeliharaan

Gambar perhitungan kepadatan




Populasi Larva yang ditebar pada bak pemeliharaan diamati dan dihitung berapa banyak kelangsungan hidupnya. Nilai kelangsungan hidup larva diketahui dengan melakukan estimasi populasi pada bak pemeliharaan. Berikut ini merupakan rumus perhitungan untuk mendapatkan estimasi larva dalam pencatatan populasi harian di bak pemeliharaan.

rumus perhitungan untuk mendapatkan estimasi larva 

Pengelolaan Kualitas Air

          Kualitas air penting untuk diperhatikan agar benur udang vaname sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Proses monitoring parameter kualitas air pada bak pemeliharaan larva dilakukan setiap hari dengan melakukan pengambilan sampel air dan larva di bak pemeliharaan. Sampel akan dilakukan pengujian berdasarkan parameter tertentu seperti uji mikrobiologi dan uji parameter kualitas lingkungan perairan. Laporan yang didapatkan dari uji kualitas air dijadikan acuan untuk melakukan pengelolaan kualitas air di bak pemeliharaan. Contohnya jika salinitas air dalam bak terlalu tinggi, teknisi melakukan penambahan air tawar ke dalam bak pemeliharaan. Selain itu,  pergantian air biasanya dilakukan ketika larva udang vaname sudah mencapai stadia Post larva, karena stadia tersebut udang vaname semakin banyak mengkonsumsi pakan dan melakukan pembuangan sisa metabolisme.

 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.