Cara Mengawinkan atau Memijahkan Udang Vaname

Gambar Proses pelepasan telur vaname (spawning)



        Tingkah laku pemijahan udang vaname dimulai ketika sore hari terkait kebiasaan udang vaname yang memijah pada malam hari. Proses perkawinan pada udang vannamei ditandai dengan melihat tingkah laku induk jantan yang berenang di belakang. Proses pemijahan ini ditandai dengan indukan udang vaname yang melompat tiba-tiba dan udang betina aktif berenang. Kedua induk tersebut tampak berkejar-kejaran dan berenang sejajar dengan. Selanjutnya induk jantan menyentakkan kepala dan ekor untuk melepaskan kantung sperma dan menempelkannya ke thellycum selama 2−6 detik kemudian indukan jantan akan melepaskan diri dari induk betina.

Jumlah telur udang vaname bervariasi tergantung pada ukuran tubuhnya. Sepasang induk udang vannamei berukuran 30 gram-45 gram dapat menghasilkan telur sebanyak 100.000−250.000 butir dengan diameter telur sekitar 0,22 mmTelur udang vaname biasanya akan menetas sekitar 14 jam setlah pengeluaran telur (spawning) berlangsung.

1.       Persiapan wadah

              Proses pemijahan udang vaname memakai dua ruangan yang berbeda. Proses mating yang dilakukan di ruang pematangan gonad dan proses pelepasan telur yang dilakukan di ruangan lain. Hal ini bertujuan agar antara kegiatan tidak saling terganggu baik pada kegiatan pemijahan atau pematangan gonad dan pelepasan telur.

        Persiapan wadah pemijahan indukan jantan dan betina udang vaname menggunakan bak pemeliharaan indukan jantan. Bak tersebut memiliki ukuran 8x3x1 m³, terbuat dari bahan beton, dan berwarna hitam dengan dasar bak berwarna hijau terang. Sebelum  indukan betina dipindahkan ke dalam bak indukan jantan, terlebih dahulu air bak indukan dikurangi untuk memudahkan kegiatan pencampuran induk. Setelah indukan betina bercampur menjadi satu wadah dengan indukan jantan lampu kemudian keran inlet ditutup dan lampu dimatikan.

Gambar: Persiapan Bak Rematurasi Induk Udang Vaname



Gambar: Bak pelepasan telur Udang Vaname


   Proses pelepasan telur (spawning) yang telah terbuahi oleh spermatophore indukan jantan berada di luar ruangan pematangan gonad. Bak pelepasan telur (spawning tank) terbuat dari fiber glass persegi berukuran 1x2x1 m³ dan volume maksimal 2 ton dengan standar pengisian air untuk proses pelepasan telur sebanyak 1,2 ton. Sebelum digunakan bak pelepasan telur disiram dengan kaporit 300 ppm secara merata di dinding dan dasar bak, kemudian digosok menggunakan scouring pad dan bak dibilas menggunakan air laut sterilSetelah selesai sterilisasi pada bak pelepasan telur, kemudian ditambahkan ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) sebanyak 15 ppm. Selanjutnya serang aerasi dipasang ke bak spawning sebanyak dua titik aerasi dipasang dalam bak spawning untuk peningkatan DO dan homogenisasi EDTA di wadah ketika diisi air. Pipa outlet yang sudah dipasang kantung telur steril dan ember kantong telur kemudian dipasang pada lubang outlet bak pemeliharaan. Pengisian air pada bak pelepasan telur yaitu sebanyak 1,2 ton liter.


2. Teknik Rangsangan Pemijahan

          Proses pemijahan udang vaname dapat ditingkatkan melalui beberapa cara seperti melalui pengaturan photoperiod dan pengkondisian lingkungan. Sesuai dengan sifat udang vaname yang menyukai tempat gelap, maka untuk merangsang pemijahan penggunaan lampu diminimalkan. Pemijahan udang vaname terjadi di bak pemeliharaan indukan dan terjadi dalam selang waktu 14.00-19.00 WIB. Penyesuaian lingkungan juga perlu dilakukan untuk merangsang pemijahan udang vaname. Kondisi yang diperlukan indukan vaname yaitu perairan yang tenang. Hal ini membuat kondisi bak pemijahan harus disesuaikan dengan menurunkan laju aerasi dan menutup keran inlet bak. Suhu pada bak pemijahan juga penting untuk dikontrol agar ada dalam kisaran 28˚C untuk mempercepat terjadinya pemijahan. 

 

3. Proses Pemijahan Induk Udang Vaname

Pemijahan pada induk udang vaname adalah proses menempelnya paket kantung sperma jantan di thelicum betina. Proses pemijahan diawali dengan memindahkan dan mencampurkan indukan betina matang gonad ke dalam bak pemeliharaan indukan jantan menggunakan seser khusus indukan. Waktu pencampuran tersebut biasa dilakukan pada jam 14.00 WIB. Proses selanjutnya secara alami indukan udang jantan akan menempelkan paket spermanya ke udang betina yang disebut sebagai proses mating. Lamanya proses mating tersebut pada kisaran beberapa detik, tetapi setiap indukan udang tidak melakukan prosesnya secara bersamaan. Hal ini menjadikan proses tersebut butuh rentan waktu hingga jam 19.00 WIB untuk memastikan indukan udang vaname telah melakukan mating.

                Proses pemijahan udang vaname memiliki kriteria kondisi lingkungan tersendiri dan tingkah laku pemijahan tertentu. Kondisi lingkungan pemijahan udang vaname memiliki  kriteria yaitu ruangan atau tempat yang gelap dan air yang tenang. Tempat yang gelap dapat didapatkan dengan menonaktifkan lampu ruangan selama pemijahan berlangsung. Selain itu, kondisi air yang tenang atau tanpa arus dapat dilakukan dengan mengecilkan aerasi dan menghentikan laju air yang masuk lewat inlet. Penampakan awal yang ditunjukkan udang vaname ketika melakukan pemijahan adalah proses pendekatan udang jantan terhadap udang betina. Pendekatan ini akan dilakukan secara berkali-kali, sehingga terlihat bagaimana terjadi pengejaran udang betina oleh udang jantan. Selanjutnya yaitu baik udang jantan dan udang betina terlihat berenang sejajar dimana indukan jantan berenang terbalik di bawah indukan betina kemudian secara cepat pada kisaran 1–2 detik terjadi percikan air yang menandakan telah terjadi penempelan spermathopore dari petasma jantan ke thelichum betina. Rasio pemijahan induk udang betina dan jantan yaitu 1:1 dan dilakukan di bak yang sama dengan bak pemeliharaan induk jantan.

Indukan yang telah melakukan mating di bak pemijahan dipindahkan ke dalam bak spawning, bertujuan agar telur yang telah terbuahi dapat dilepaskan dan ditampung. Setiap sore hari dilakukan sampling indukan udang vaname yang matang gonad dan telah ditempeli paket sperma. Indukan betina diambil dengan seser khusus induk kemudian dipisahkan ke pinggir-pinggir bak. Selanjutnya seser berisi indukan tersebut dipindahkan ke spawning tank. Keran inlet dibuka setelah semua indukan betina yang dibuahi telah dipindahkan ke spawning tank. Indukan yang dimasukkan ke dalam spawning tank berjumlah 56 ekor. Kondisi air untuk pelepasan telur di bak ini juga perlu untuk disesuaikan. Hal ini dengan mengurangi laju aerasi untuk membuat kondisi air tenang, sehingga indukan udang vaname terangsang untuk melepaskan telur ke bak.                  

Gambar pelepasan telur di bak spawning induk udang vaname


4. Pemanenan dan Perhitungan Telur

       Pemanenan telur dari spawning tank dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 04.0005.00 WIB. Pengambilan telur dilakukan dengan cara membuka keran outlet bak yang sebelumnya sudah terpasangi saringan/kantong telur mesh 300 mikron pada pipa panen. Telur yang telah ditampung pada kantong telur selanjutnya di cuci dengan treatment larutan povidone iodin 100 ppm sebelum dimasukkan ke dalam hatching tank. Pencucian telur diawali dengan pindahkan telur ke dalam seser atau saringan kondom mesh 300 mikron, setelah semua telur dipindahkan ke dalam saringan kondom masukan ke dalam ember ukuran 20 liter yang telah berisi air 20% (4 liter) dari volume ember. Tambahkan air ke dalam ember berisi telur sampai 7080% (1416 liter) volume ember. Telur didiamkan dan buang kotoran yang ada dipermukaan air. Kemudian tambahkan kembali air larutan iodine 100 ppm ke dalam ember berisi telur sampai 7080% (1416 liter) volume ember. Diamkan kembali dan buang kembali kotoran yang tersisa di permukaan air. Selanjutnya tuang ke dalam seser telur mesh 150 dan masukan telur ke dalam hatching tank. Jumlah telur yang dilepaskan oleh indukan udang vaname dapat diketahui dengan menentukan estimasi jumlah telur. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung estimasi telur total.

rumus untuk menghitung estimasi telur udang vaname

 



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.