Kultur Pakan Alami: Algae atau Plankton untuk Larva Udang Vaname




1. Persiapan Wadah

             Produksi alga sebagai pakan alami diawali dengan persiapan wadah pada kultur algae baik pada skala intermediet dan wadah untuk kultur skala massal. Kultur alga skala intermediet menggunakan tank fiber berukuran1 ton dengan tinggi 1 meter. Selain itu, kultur alga skala massal menggunakan bak beton berkapasitas 30 ton. Tank fiber, bak beton, aerasi, selang, dan pipa aerasi yang akan digunakan dicuci menggunakan detergen 10 gr/L dan disterilkan menggunakan kaporit 1.000 ppm. Selanjutnya dilakukan pengisian air sebanyak 1 ton pada tank intermediet dan 20 ton bak skala masal yang disaring menggunakan filter bag. Selanjutnya, dilakukan sterilisasi ulang media (air) dengan pemberian kaporit 40 ppm kemudian didiamkan kurang lebih 24 jam. Setelah itu media dinetralkan dengan ditambahkan larutan thiosulfate sebanyak 40 ppm.
            Kultur alga baik skala masal maupun skala intermediet membutuhkan peran pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan alga. Rasio N:P dalam formulasi pupuk yang digunakan ini yaitu 12-14:1. Larutan pupuk yang digunakan dalam kultur alga ini yaitu tiga macam larutan. Larutan jenis 1 terdiri dari NaNO3 55 ppm, DSP 5 ppm, dan urea 6 ppm. Larutan jenis 2 terdiri dari FeCl 0,3 ppm dan EDTA 1,2 ppm. Larutan jenis 3 terdiri dari silikat 11 ppm dan EDTA 2 mg/L. Jenis larutan pupuk jenis 1 digunakan untuk alga Tetraselmis sp, sedangkan mikroalga yang termasuk golongan diatom seperti Thalassiosera sp dan Chaetocheros sp diberikan larutan pupuk jenis 1 ditambahkan larutan pupuk jenis 2 dan 3. Pemupukan dilakukan setelah media disterilisasi dengan larutan kaporit dan dinetralkan dengan thiosulfat.

Pencucian bak skala intermediet 

2. Penebaran Inokulan

Penebaran inokulan pada kultur algae dilakukan setelah media air steril dan sudah ditambahkan pupuk. Inokulan yang digunakan pada penebaran kultur alga skala intermediet berasal dari kultur alga murni yang diproduksi bagian unit kultur alga poor. Setiap tank kultur intermediet dimasukkan inokulan sebanyak 3-4 kantong plastik inokulan atau sebanyak 3-4,5 % (v/v). Penebaran inokulan pada bak kutur algae skala masal dilakukan dengan ketentuan satu bak kutur algae membutuhkan 4 tanki kultur intermediet tau sebanyak 25-30 % (v/v). Pemupukan kedua dilakukan sehari setelah alga di kultur hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan alga pada bak skala intermediet maupun massal.

Distribusi inokulan untuk skala intermediet 


Ketika kultur algae intermediate sudah mencapai umur panen dilakukan pemindahan kultur dari tank intermediet dipindahkan ke bak skala masal. Pemindahan skala kultur dilakukan pada jenis algae skeletonema maksimal berumur 24 jam, diatom monosel maksimal berumur 48 jam, dan algae hijau maksimal berumur 72 jam. 

Distribusi inokulan untuk skala masal

3. Pemanenan Algae 

Proses pemanenan algae disebut juga dengan pemberian pakan larva menggunakan Alagae. Cara pemanenan dilakukan dengan mendistribusikan algae dari bak massal ke bak pemeliharaan larva dan menggunakan mesin pompa yang terhubung ke bak pemeliharaan larva. Uji QC dilakukan pada bak kultur yang akan dipanen melalui pengambilan sampel kultur algae massal kemudian dilakukan pengujian kualitas di Lab QC. Kultur algae yang memenuhi syarat dilakukan proses pemanenan, sedangkan kultur algae yang tidak memenuhi syarat dilakukan proses flushing. Teknik pemanenan algae ini yaitu dengan membuka pipa outlet bak dan mengaktifkan mesin pompa dengan pipa yang sudah terhubung menuju bak pemeliharaan larva udang vaname. Proses pemanenan tidak menghabiskan seluruh isi dari kultur algae, namun menyisakan beberapa volume di bak kultur algae. Hal ini bertujuan agar bahan-bahan organic yang terdapat didasari bak kultur tidak terbawa masuk ke dalam bak pemeliharaan larva. Maksimal umur kultur untuk dipanen yaitu jenis algae skeletonema maksimal berumur 24 jam, diatom monosel maksimal berumur 48 jam, dan algae hijau maksimal berumur 72 jam.

Kultur masal  Thallasiosera sp
Kultur masal Chaetocheros sp 


Kultur masal Tetraselmis sp 


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.